Selasa, 25 Desember 2012

Kemampuan Kognitif



Pengertian kognitif anak usia dini

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne,l976: 71). Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget.
Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah seorang ahli biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang memmuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran struktural (structuralism) dan aliran konstruktif (constructivism).
Aliran struktural yang mewarnai teori Piaget dapat dilihat dari pandangannya tentang inteligensi yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang ditandai oleh perkembangan kualitas struktur kognitif. Aliran konstruktif terlihat dari pandangan Piaget yang menyatakan bahwa, anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya. Dalam hal ini, Piaget menyamakan anak dengan peneliti yang selalu sibuk membangun teori-teorinya tentang dunia di sekitarnya, melalui interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya. Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitil, atau skemata (dalam bentuk tunggal disebut skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur berpikir secara logis, kemudian berkembang meqjadi suatu generalisasi (kesimpulan umum).

Perlunya dikembangkan kemampuan kognitif
melalui teori revolusi sosio kulturnya, Vygotsky mengemukakan bahwa manusia memiliki alat berpikir (tool of mind) yang dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah, memudahkan dalam melakukan tindakan, memperluas kemampuan, melakukan sesuatu sesuai kapasitas alami (Brodova dan Deborah,1996;26). Vygotsky mengemukakan beberapa kegunaan dari alat berpikir manusia yaitu:

Membantu memecahkan masalah, seseorang akan mampu mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya. Anak-anak akan mencoba memecahkan masalah dalam permainan yang sedang dikerjakan(mencari jejak).

Memudahkan dalam melakukan tindakan, dengan alat berpikirnya setiap individu akan dapat memilih tindakan atau perbuatan seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan itu adalah cerminan dari berfungsinya alat berfikir.
Memperluas kemampuan,melalui berbagai eksplorasi yang dilakukan seorang anak melalui panca inderanya, maka akan semakin banyak hal yang akan ia ketahui.
Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya, alat berpikir berkembang secara alami, mengikuti apa yang terjadi di sekitarnya. Semakin banyak stimulasi yang diperoleh anak saat berinteraksi dengan lingkungan, maka akan semakin cepat berkembang fungsi pikirnya.

Menurut Vygotsky, bantuan eksternal yang diberikan guru dapat dihilangkan apabila anak tampak telah berkembang secara konsisten.Bntuan dapat diberikan saat anak beraktivitas atau mengerjakan tugas, seperti:

1. Memotivasi atau mendapatkan minat anak yang berhubungan dengan tugas.

2. Mempermudah tugas agar anak-anak mudah mengatur dan menyelesaikannya.

3. Mmberikan beberapa arahan dengan tujuan membantu agar anak fokus dalam mencapai tujuannya.

4. Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak –anak dengan standar atau penyelesaian yang diinginkan guru.

5. Memberi contoh dengan jelas serta menetapkan harapan dari aktivitas yang ditampilkan (stuyf,2007;3-5).

Terdapat perbedaan Vygotsky dengan Piaget, wlaupun mereka berdua sama-sama menekankan/menfokuskan pada peran bahasa dan pengalaman bersosialisasi dalam perkembangan kognitif anak.Berkaitan dengan perkembangan kognitif melalui pengalaman bersosialisasi ,Vygotsky menekankan pada kemampuan bahasa terutama pada kecepatan berbicara. Sedangkan Piaget lebih menekankan pada eksplorasi sensomotor bayi.

Vygotsky memandang bermain sebagai kegiatan sosal. Pada awalnya anak- anak bermain secara solitary(secara sendiri-sendiri), seiring dengan kematangan kognitif anak dan berkurangnya egosentris,permainan anak lebih sosial.


langkah-langkah pelaksanaannya
B A L O K  adalah mainan yang tidak asing lagi, karena saat dulu (1979) sekolah di TK, balok juga sudah ada dan dimainkan di sekolah.
Balok adalah potongan-potongan kayu yang polos (tanpa dicat), sama tebalnya dan dengan panjang dua kali atau empat kali sama besarnya dengan satu unit balok. Sedikit berbentuk kurva, silinder dan setengah dari potongan-potongan balok juga disediakan, tetapi semua dengan panjang yang sama yang sesuai dengan ukuran balok-balok dasar. (Sumber : Alat Permainan Edukatif untuk Kelompok Bermain, Diknas, 2003)
Dengan bermain B A L O K, anak-anak lebih mudah mengenal konsep mengenai
  • menghitung jumlah
  • lebih dan kurang (lebih panjang/pendek, dua lebih banyak dari satu, setengah lebih kecil dari satu)
  • bentuk-bentuk geometri (kubus, persegi panjang, segitiga, silinder)
  • mengklasifikasikan (saat menyusun ataupun saat merapikan/menyimpan)
  • memadukan balok-balok dalam ukuran yang berbeda
  • mengenali pola
Dalam mengenalkan konsep tsb butuh pendampingan dari orang dewasa, untuk membantu mengembangkan bahasa dan kemampuan matematika dengan membicarakan bangunan-bangunan yang dibuat oleh anak-anak.

Manfaat Balok Pembagunan

Manfaat alat peraga balok pemabangunan ini adalah ajang menyalurkan energi bagi anak-anak sebagai bagian dari permainan dan mainan edukasi. Adapun manfaat lainya dari alat peraga balok pembagunan antara lain.
  • Pengenalan bentuk
  • Pengenalan warna
  • Melatih kreatifitas
  • Melatih motorik halus
  • Melatih emosi
  • Mengenal konsep geometri
Cara bermain alat peraga balok pembangunan ini adalah anak-anak dibiarkan berkreasi menyusun atau membongkar pasok balok-balok pembangunan tersebut menjadi berbagai bentuk bangunan sesuai imajinasinya.
Balok terdiri dari berbagai bentuk. Ada yang segitiga, segiempat, lingkaran, dengan berbagai warna yang menarik. Balok dapat dimainkan sendiri oleh anak, maupun berkelompok dengan teman-temannya. Anak usia batita biasanya belum dapat menciptakan bentuk bangunan yang bermakna. Biasanya anak hanya menumpukkan baloknya saja. Karena pada tahap ini, anak berada dalam tahap perkembangan sensor-motornya. Untuk anak di atas usia batita, mereka sudah dapat menciptakan bentuk yang baru seperti bangunan, jembatan, dan sebagainya.

Karena manfaatnya besar, permainan ini sebaiknya diberikan pada anak sejak usia dini. Untuk bayi, tersedia berbagai balok yang terbuat dari bahan busa.

keunggulan dari alat permainan ini :

1) Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus anak

2) Mengenalkan konsep dasar matematika, yaitu

- mengenalkan konsep berat dan ringan, panjang-pendek, besar-kecil, tinggi-rendah

- belajar mengelompokkan benda berdasarkan bentuk dan warna

- mengenalkan konsep arah kiri-kanan, atas-bawah

3) Merangsang kreativitas dan imajinasi anak

4) Mengembangkan keterampilan bahasa anak (karena anak memberikan label pada benda yang dilihatnya serupa)

5) Bila bermain dengan temannya, permainan ini dapat melatih kepemimpinan, inisiatif, perencanaan, mengemukakan pendapat, dan kemampuan mengarahkan orang lain. Permainan ini juga mengembangkan empati anak dengan menghargai hasil karya orang lain. Inilah yang merupakan bagian dari kecerdasan emosi anak.



Agar permainan balok ini tampak menarik, kita perlu menambahkan alat bermain lain seperti boneka, mobil-mobilan, dan lain sebagainya.

Buku cerita yang berkaitan dengan hasil kreasi anak dapat orangtua perlihatkan, agar perbendaharaan kata anak bertambah banyak. Sebaiknya orangtua hanya berperan sebagai fasilitator dalam permainan ini, agar kreatifitas anak semakin berkembang.

Pemberian mainan balok dilakukan secara bertahap. Pada anak usia kecil, jangan diberikan permainan balok yang rumit karena perkembangan motorik halusnya belum sempurna.

Setelah membaca uraian di atas, mungkin Anda akan tertarik untuk memberi bakol-balok mainan pada putra-putri Anda. Tapi jangan hanya memberi saja. Anda juga harus mendampingi mereka tentunya.
Pembuatan alat permainan
bahan bahan :
-kertas asturo biru,kuning,jingga
-kertas karton
-pensil
-lem
-gunting
Langkah langkah :
1.buat jaring jaring rumah ,pada kertas karton dan gunting .lalu satukan dengan lem sehingga membentuk bangunan rumah.
2.gambar 3 buah jendela di kertas asturo kuning dan 1 buah pintu di asturo jingga.lalu gunting.
3.hasil kerja no 2 masing masing tempel di ketiga dinding rumah hasil kerja no 1
4.jadilah sebuah bangunan rumah ,yang ada jendela dan pintu.

Kelemahan alat permainan ini :
-alat permainan ini,terbuat dari karton .jadi gampang robek,atau rusak.













DAFTAR PUSTAKA


Arief S. Sadiman, dkk. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 6

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Bredekamp, Sue & Teresa Rosegrant, (1992), Reseaching Potentials

Approach Curriculum and Assesment For Young Children,

Volume 1, Washington: NAEYC

Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi TK/RA,Jakarta:

Balitbang Depdiknas,2002

Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd. Konsep Dasar Pendidikan AUD

Jakarta: Indeks

Drs. Hapidin, dkk. Prosedur Evaluasi Perkembangan Anak.

Makalah Workshop Kurikulum Berbasis Kompetensi GOPTKI.

GTZ Seqip-TK. Modul Pengajaran untuk Guru Taman Kanak-Kanak.

Hildebrand, Verna. (1986). Introduction to Early Chilhood Education

4th ed.New York: Mac Millan Publishing Company.


Mayke S. Teja Saputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan

Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

Moeslichatoen, R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta:Rineka Cipta.

Padmonodewo, Soemiarti. (2000). Pendidikan Anak Prasekolah.

Jakarta: Rineka Cipta.

Yuliani Nuran Sujiono, dkk. Metode Pengembangan Kognitif.


0 komentar:

Posting Komentar